Senin, 19 Agustus 2013

Ketika Sahabat Menyatakan Cinta



Liburan Idul Fitri membuatku bisa berlama-lama menikmati keindahan kampung halaman tercinta.
Sebenarnya hanya 1 minggu libur kerjaku namun kupilih ambil cuti 1 minggu lagi demi berkumpul lebih lama dengan sanak saudaraku.
Senang rasanya bisa melepas rindu dengan orang tua, saudara dan juga sahabat.

5 tahun sudah aku memiliki 3 sahabat yang asik juga lucu-lucu, ketiganya memiliki karakter masing-masing yang membuatku nyaman berada diantara mereka. 
Kami seperti 4 serangkai, walaupun sudah beda tempat, beda profesi dan ada yang kuliah namun setiap libur lebaran pasti kami menyempatkan waktu untuk bertemu walau hanya untuk melepas rindu.
Kami beranggotakan 3 perempuan dan 1 laki-laki, lucu memang kenapa laki-lakinya hanya satu, namun itulah kami, persahabatan tak kenal gender, tak kenal usia.

Ketika aku tiba di kampung halaman, sahabat laki-lakiku adalah orang pertama yang menghubungiku, sudah sampai dg selamatkah aku, dia memang perhatian, tak heran aku begitu dekat dengannya.
Di kampung, aku selalu merepotkan dirinya, minta diantar ke sini dan kesitu, dia hanya mengiyakan dan slalu ada setiap waktu.
Sampai suatu saat aku cerita semua kisah asmaraku kepadanya, aku memang cukup terbuka dengannya. Aku sudah menganggapnya sebagai sahabat terdekatku.

Aku tak pernah merasakan hal yang aneh dengan persahabatan kita, semua kukira baik-baik saja. Sampai suatu hari tepatnya 2 hari sebelum aku berangkat ke Jakarta, dia menyatakan sesuatu yang membuatku tertegun tak percaya. Dia menyatakan perasaanya kepadaku, aku setengah tak percaya dia mencintaiku, 1 tahun lamanya, katanya. Setelah perpisahan liburan idul fitri tahun lalu, dia sudah menyimpan rasa untukku, hingga detik ini tepat 1 tahun, dia tak pernah punya kekasih lagi atau sekedar gebetan. Mungkin dia menungguku, tapi.... aku, aku tak tau harus bagaimana aku merasa berdosa, dengan terbukanya aku menceritakan tentang lelaki yg aku suka kepadanya, andai saja aku tau sebelumnya pasti aku tak tega.

Kini, hubunganku dengannya mulai renggang, dia tak pernah menghubungiku lagi, terakhir dia mengirimiku sms saat aku berada di stasiun, "Selamat jalan, hati-hati ya, jangan lupa makan", sms yang bagiku terlalu singkat untuk seorang sahabat.

Sahabat...
Maafkan aku, mungkin aku tak bisa membalas perasaanmu,
dan maafkan aku yang kurang peka akan hatimu,
Maafkan aku lagi karena aku tlah jahat membuatmu sakit hati oleh ceritaku,
Maafkan aku..

Mungkin hanya kata maaf yg bisa aku ucapkan,

Sahabat, selamanya kau akan tetap jadi sahabatku,
Jangan pernah kau acuhkan aku,
dan janganlah meyiksa perasaanmu sendiri dengan menantiku,
Karena aku sungguh tak bisa menjadi seseorang yg lebih dr sahabatmu...


illustrasi by google

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar